Stroke Mengancam Semua Orang - Cegahlah Sebelum Terlambat

by : dr. Hendry Gunawan Sp. S

STROKE MENGANCAM SEMUA ORANG – CEGAHLAH SEBELUM TERLAMBAT

Setiap tanggal 29 Oktober masyarakat di semua belahan dunia memperingati Hari Stroke Sedunia (World Stroke Day). Saat ini, dunia mengakui bahwa stroke merupakan penyakit yang paling mematikan dan menakutkan karena dapat menimbulkan kecacatan. Stigma bahwa stroke hanya menyerang lapisan masyarakat menengah ke atas, tidaklah benar saat ini. Stroke merupakan momok bagi semua kalangan tua dan muda, kaya dan miskin, maupun perkotaan atau pedesaan. Stroke sudah diakui sebagai penyakit yang dapat menyerang semua orang. Jumlah penderita stroke di seluruh dunia dari tahun ke tahun meningkat tajam. Dewasa ini , 7 juta jiwa penduduk dunia menderita stroke. Angka ini akan terus bertambah jika edukasi terhadap masyarakat tentang penyakit stroke, cara-cara pencegahannya dan cara menanganinya tidak dilakukan segera.


Tema Hari Stroke Tahun 2017 adalah stroke dapat mengancam semua orang, oleh karena itu  kita semua mempunyai alasan untuk mencegah stroke. Pencegahan stroke menjadi sangat penting, supaya beban akibat penyakit stroke dapat  dikurangi. Banyak masyarakat yang masih belum mengerti gejala penyakit stroke dan bagaimana cara mencegahnya. Akibatnya, kematian dan kecacatan akibat penyakit stroke akan terus bertambah.


Mengapa  penyakit stroke perlu diwaspadai oleh semua orang?


Stroke adalah penyakit dengan jumlah kematian dan kecacatan tertinggi di dunia. Satu dari enam orang di dunia pernah terserang penyakit stroke. Tujuh belas juta orang di dunia menderita penyakit stroke. Enam juta orang di dunia meninggal dunia akibat stroke. Dua puluh enam juta penderita stroke bertahan hidup dengan kecacatan berat yang menghambat kemampuan mereka untuk melaksanakan tugas sehari-hari. Tidak banyak orang yang mengetahui fakta bahwa satu dari enam orang di dunia berisiko menderita stroke seumur hidup mereka.


Kondisi penyakit stroke di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Sejak tahun 2010 berdasarkan data Riskesdas yang dikeluarkan oleh DEPKES, stroke menjadi penyebab kematian dan kecacatan nomer satu di Indonesia.  Di Indonesia tren penyakit stroke semakin meningkat. Data Riskesdas bahkan menunjukkan, peningkatan prevalensi stroke dari 8,3 per 1.000 penduduk pada 2007 menjadi 12,1 per 1.000 penduduk pada 2013. Hal ini menandai masyarakat masih mengabaikan pentingnya pengendalian risiko penyakit stroke. Berdasarkan Sample Registration System Indonesia 2012, stroke penyebab nomor satu kematian semua umur, mencakup 21,1 persen kematian. Ini mengalahkan kematian akibat jantung koroner (12,9%) dan diabetes melitus dengan komplikasi (6,7%).


Biaya pengobatan dan hilangnya produktivitas kerja akibat penyakit stroke selama periode 2007 hingga 2015 diperkirakan akan mengakibatkan defisit ekonomi sebesar Rp 50 triliun di Indonesia. Artinya, stroke akan menyebabkan defisit ekonomi yang setara dengan 10% total anggaran kesehatan negara Indonesia di setiap tahunnya.  Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial  (BPJS) Kesehatan mencatat, ada kenaikan jumlah kunjungan penyakit stroke sebesar 51% dan kenaikan biaya sebesar 64% pada 2015 dibandingkan 2014. Penyakit stroke dinilai paling banyak mengalami peningkatan anggaran BPJS Kesehatan. Data 2015 mencatat, jumlah kasusnya naik dari tahun lalu sebanyak 435.528 menjadi 860.736, dengan biaya mencapai 1.155.270.021.635.


Apa saja gejala penyakit stroke?


Stroke dapat terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti baik oleh sumbatan ataupun perdarahan.  Tanpa adanya aliran darah ke otak, sel otak dapat rusak atau mati. Kerusakan akibat terhentinya aliran darah di otak akan menimbulkan gejala klinis yang berbeda, tergantung pada bagian otak mana yang terkena. Oleh karena itu, stroke dapat menimbulkan kematian dan kecacatan  berupa  kelumpuhan, kesulitan bicara, dan  berjalan, termasuk perubahan kecepatan berpikir dan persepsi.

Faktor risiko stroke:

  • Tidak dapat dimodifikasi : umur, jenis kelamin, ras, dan genetik.
  • Dapat dimodifikasi.

  • A. Gaya Hidup

  • Faktor Resiko Kuat : rokok, alkohol dan penggunaan obat terlarang
  • Faktor Resiko Lemah : cepat stres, kurang aktivitas, kegemukan

  • B. Penyakit

  • Faktor Resiko Kuat : hipertensi, kencing manis, kolesterol, penyakit jantung          
  • Faktor Resiko Lemah: asam urat


  • Di Indonesia, 80% masyarakat tidak mengetahui gejala penyakit stroke. Akibatnya masyarakat, sering terlambat membawa penderita stroke berobat ke RS.  Gejala stroke:

      1. Gejala stroke sumbatan dikenal dengan singkatan SE.GE.RA yaitu SEnyum tidak simetris, GErakan tangan dan kaki menjadi lemah, dan bicaRA menjadi rero atau sulit bicara. Gejala lainnya yaitu baal-baal sesisi tubuh, pusing berputar, gangguan menelan, gangguan daya ingat, dan gangguan penglihatan terjadi secara mendadak.
      2. Gejala stroke perdarahan adalah penurunan kesadaran, nyeri kepala hebat, kejang dan muntah tanpa didahului mual yang terjadi secara mendadak. Gejala SE.GE.RA, dapat juga ditemukan pada penderita stroke perdarahan.

    Apabila terjadi gejala-gejala tersebut di atas, penderita harus dibawa segera ke RS. Jika penderita  terlambat dibawa ke RS lebih dari 3-4,5 jam, maka gejala-gejala stroke akan bertambah berat.

     

    Dapatkah penyakit stroke dicegah?
    Tahukah Anda bahwa 90% stroke terkait dengan 10 risiko yang dapat dicegah? Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mencegah stroke:
    1. Kontrol tekanan darah tinggi
    2. Lakukan olahraga ringan 5 kali seminggu minimal 30 menit.
    3. Makan makanan seimbang dan sehat (perbanyak buah dan sayuran,kurangi garam)
    4. Kontrol kadar kolesterol Anda
    5. Pertahankan berat badan yang seimbang
    6. Berhenti merokok
    7. Kurangi kadar alkohol.
    8. Periksa dan obati penyakit jantung
    9. Kurangi risiko diabetes
    10. Dapatkan pengetahuan tentang stroke


    Kita semua dapat mencegah stroke dengan C.E.R.D.I. K seperti gambar dibawah ini :

    cerdik

    Kita semua bisa mencegah stroke yaitu :

    1. A. Diri sendiri:
      1. 1) Periksa faktor risiko stroke yang ada pada diri Anda dengan menggunakan alat perhitungan risiko yang terpercaya.
      2. 2) Periksa tekanan darah secara rutin.
      3. 3) Konsultasi dengan dokter mengenai langkah yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan faktor risiko stroke.
      4. 4) Cari dukungan dari lingkungan Anda dan komunikasikan alasan Anda untuk mencegah stroke dengan orang terdekat dan mulai gaya hidup sehat yang nyata bagi Anda dan lingkungan sekitar.

    2. B. Tenaga Kesehatan:
    3. 1) Mengenali bagaimana kondisi medis dan gaya hidup faktor risiko stroke pada pasien.
    4. 2) Tawarkan pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi rutin pada pasien dan komunitas.
    5. 3) Sediakan informasi dan dukungan terhadap pasien dan komunitas. Bantu mereka secara nyata menurunkan faktor risiko.
    6. 4) Advokasikan akses kesehatan universal dan peraturan yang mendukung peningkatan kesehatan masyarakat.

      1. C. Pemerintah dan Pengambil Kebijakan Kesehatan
      2. 1) Lakukan berbagai strategi pencegahan yang difokuskan pada pengendalian faktor risiko stroke.
      3. 2) Sediakan program penapisan faktor risiko stroke secara luas dan mengambil langkah  untuk membentuk strategi penilaian dan penanganan faktor risiko yang terjangkau dan berkelanjutan.
      4. 3) Bekerjasama dengan tenaga medis, peneliti, penderita stroke serta menyediakan dukungan terhadap organisasi yang mau mengembangkan dan menyediakan strategi pencegahan nasional, regional hingga global yang strategis.

    Apakah masyarakat dapat berperan serta berusaha mengurangi stroke?

    Masyarakat dapat berperan aktif untuk berusaha mengurangi stroke dengan aktif menjadi kader Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM) STROKEPosbindu PTM stroke adalah bentuk keterlibatan masyarakat dalam deteksi dini dan memeriksaan diri  faktor risiko stroke dilakukan secara rutin, terpadu, dan periodik.Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) stroke meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, kegemukan, stres, hipertensi, kencing manis, kolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar sehingga pencegahan primer stroke dapat dilakukan.


    Peringatan Hari Stroke Sedunia yang jatuh pada tanggal 29 Oktober 2017 sebaiknya menjadi titik tolak refleksi semua pihak tentang pentingnya pencegahan stroke untuk menyelamatkan bangsa ini dari serangan bencana otak atau stroke, dari kematian dan kecacatan. Pada tanggal 28 Oktober 2017 RSU UMC akan mengadakan pemeriksaan faktor risiko stroke dan seminar bagi tenaga medis dan paramedic tentang Posbindu PTM Stroke. Kegiatan tersebut mengajak semua elemen masyarakat termasuk pemangku kebijakan kesehatan seperti Depkes dan Dinas Kesehatan Propinsi, Kota dan Kabupaten, Pemerintah Daerah sebagai regulator kesehatan masyarakat di daerah, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), semua LSM, penderita stroke dan Kelompok Masyarakat Peduli Stroke, untuk berkerja keras bersama-sama merumuskan kebijakan untuk mengurangi angka kematian dan kecacatan akibat penyakit stroke.